Pepatah yang kita kenal mengatakan “Time is money” yang artinya waktu adalah uang. Waktu dapat menghasilkan uang. Para “businessman” mendayagunakan waktu seefisien mungkin. Dengan waktu, mereka dapat menghasilkan keuntungan. Tidak heran jika dibanyak negara maju, pekerja ‘Blue colar’ (pekerja kasar) digaji dengan menggunakan hitungan jam. Satu jam digaji $10.00 (sepuluh dolar). Pembayaran ini tentunya karena pengusaha menghargai tenaga pekerja kasar itu. Waktu itu penting, sampai-sampai ada istilah manajemen waktu. Bagaimana caranya untuk mengatur waktu supaya tidak membuang waktu percuma? Contoh, kita akan diomeli bos kalau kita datang terlambat untuk bekerja sehingga kita harus lari terbirit-birit untuk bisa datang lebih awal, pacar kita kan ngambek kalau kita datang terlambat, tetapi herannya kalau kita datang ke gereja terlambat tidak ada masalah, tidak ada yang ’komplain’.
Alkitab juga mencatat betapa pentingnya waktu, seperti Tuhan Yesus sendiri yang mengatakan bahwa “kita harus mengerjakan pekerjaan Dia yang mengutus Aku, selama masih siang, akan datang malam, dimana tidak seorangpun yang dapat bekerja.” (Yoh.9 : 4). Ayat ini menekankan betapa pentingnya waktu itu sehingga jika pada waktunya tiba kita tidak mempunyai kesempatan lagi. Maka ada pepatah yang mengatakan “Berpacu dengan waktu” yang mengajar supaya kita tidak terlambat. Karena dengan terlambat maka banyak hal yang tidak dapat kita lakukan.
Bagaimana dengan Kekristenan?
Sayangnya banyak orang Kristen kurang menghargai waktu. Datang ke Ibadah Raya terlambat. Datang ke Care Group/Persekutuan terlambat. Menghadiri rapat terlambat. Latihan paduan suara terlambat. Dan yang patut dipertanyakan, “Mengapa dapat terlambat?” Karena kita tidak menghargai waktu yang diberikan Tuhan untuk melayaniNya. Jika kita bandingkan dengan pengalaman hidup kita sehari-hari, pasti kita tidak ingin terlambat. Menonton bioskop jangan sampai terlambat. Menemui sang pacar jangan sampai terlambat. Masuk kerja harus tepat waktu. Berangkat kuliah lebih awal. Jika kita menjawab bahwa kita lebih menghargai waktu untuk diri kita sendiri, tentu dapat dibayangkan betapa sakitnya hati Tuihan. Karena Dia yang menyediakan waktu untuk kita, tetapi kita tidak menghargai Si Pemberi waktu. Oleh karena itu, kita perlu memohon bimbingan Roh Kudus untuk mengubah prinsip hidup kita. Kita bisas mengetahui kualitas hubungan kita dengan Tuhan dengan seberapa banyak waktu yang kita gunakan untuk Tuhan. Jika kita mempunyai seorang pacar, lalu kita lebih mementingkan waktu untuk diri kita sendiri daripada waktu untuk pacar kita, maka dapat diketahui bahwa mungkin kita tidak mencintai pacar kita.
TIME IS SOUL
Jika kita mengetahui bahwa “Time is money” maka kita juga memiliki istilah “Time is soul” (waktu adalah jiwa). Tuhan Yesus berkata, “Kita haus mengerjakan pekerjaan Dia yang mengutus Aku, selama masih siang akan datang malam, dimana tidak seorangpun yang dapat berkerja.”(Yoh.9 : 4) Maka sebagai sorang Kristen yang telah lahir baru kita harus menyadari akan hal ini, yaitu bagaimana kita dapat mengabarkan Injil bagi kemuliaan nama Tuhan. Apakah kita pernah menggunakan waktu kita untuk memperkenalkan. Kristus pada orang-orang disekeliling kita? Maka Time is soul adalah istilah yang tepat. Karena setiap waktu itu dapat menyelamatkan jiwa manusia. Dan jiwa manusia lebih berharga daripada uang. Selama masih ada kesempatan, marilah kita menggunakan waktu kita untuk memberitakan kabar keselamatan bagi semua orang! ” Demikian juga akan ada sukacita di sorga karena satu orang berdosa yang bertobat, lebih daripada sukacita karena sembilan puluh sembilan orang benar yang tidak memerlukan pertobatan.”(Luk.15 : 7). Pertanyaannya, maukah anda yang telah diselamatkan memakai waktu untuk memberitakan Injil?
2 komentar:
manfaatkan waktu dengan baek!!!
gunakan waktu sebaik-baiknya sebelum kita kehabisan waktu
Posting Komentar