Tapi, public terkejut saat Grass membuat sebuah pengakuan, bahwa sewaktu remaja, ia pernah menjadi anggota SS, alias prajurit Nazi. Beberapa kalangan menuntut penghargaan Nobelnya ditarik kembali Tapi, tak sedikit juga yang membela dan mengatakan, bahwa yang lebih penting adalah kontribusi luar biasa yang telah ia berikan kepada dunia, bukan masa lalunya. Lagipula, diperlukan keberanian luar biasa untuk jujur mengakui sebuah kekurangan dan mempertaruhkan nama baiknya sendiri. Mengakui kesalahan memang tidak pernah mudah. Demikian pula halnya dengan mengampuni kesalahan orang lain. Beberapa kalangan tidak mempermasalahkan keterlibatan Gunter Grass saat remaja dengan Nazi. Ia pun bahkan dianggap sebagai orang yang berjiwa ksatria. Tapi, tidak semua orang bisa memiliki pengalaman yang sama dengan Grass. Ada kalanya mereka harus menerima kenyataan, bahwa orang-orang disekitarnya tidak bisa mengampuni dan menerimanya lagi. Bahkan ada orang yang sampai tidak bisa memaafkan dirinya sendiri.
Tapi, hari ini Firman Tuhan mengatakan, bahwa mengakui dan meninggalkan kesalahan yang pernah kita perbuat akan membuat kita disayangi. “Mengakui perbuatan jahat adalah awal dari perbuatan baik,” kata St. Agustinus. Satu hal yang perlu diingat, bukan kekuatan kita yang dapat membebaskan kita dari dosa dan perbuatan buruk kita di masa lalu. Hanya Tuhan saja yang dapat memampukan kita untuk mengampuni orang lain dan diri sendiri. Oleh karena itulah, kita tidak hanya perlu mengakui kesalahan dan meminta maaf pada orang lain, tapi juga pada Tuhan. Jika saat ini anda masih memiliki beban kesalahan di masa lalu atau berat mengampuni seseorang, segera mintalah pengampunan dan kekuatan dari Tuhan untuk mengampuni itu.
Siapa menyembunyikan pelanggarannya tidak akan beruntung, tetapi siapa mengakuinya dan meninggalkannya akan disayangi (Amsal 28:13)
0 komentar:
Posting Komentar