Footprints

When GOD opened the window of HEAVEN, HE saw me & ask, "What you wish for today?..." I said, "LORD... please take care of the person who read this message"

Cara Pandang Allah Dalam Setiap Permasalahan Kita

| 30 Oktober 2010 |

Ada satu orang yang selamat dari kecelakaan sebuah kapal. Ia terdampar di pulau yang kecil dan tidak berpenghuni. Pria ini segera berdoa supaya Tuhan menyelematkannya, dan setiap hari dia selalu menatap ke langit, berharap pertolongan segera datang.

Setiap hari ia terus berharap, namun tidak ada satupun yang datang. Di dalam kelelahannya, akhirnya pria tersebut berhasil membangun gubuk kecil dari kayu-kayu kering yang ia kumpulkan untuk melindungi dirinya dari cuaca, dan untuk menyimpan beberapa barang yang masih tersisa.

Tetapi suatu hari, setelah ia pergi mencari makan, dan sekembalinya ke gubuknya. Seuatu yang buruk terjadi, ia mendapati gubuk kecil itu terbakar ludes hingga asapnya mengepul ke langit. Lebih buruk lagi pria tersebut kehilangan semua yang ia miliki.

Dia sedih dan marah pada Tuhan dan berseru: "Tuhan, teganya Engkau mengijinkan semua kemalangan ini padaku?" Pria tersebut meneteskan air mata merenungi nasibnya. Pagi-pagi keesokan harinya, dia terbangun oleh suara kapal yang mendekati pulau itu. Kapal itu datang untuk menyelamatkannya.

"Bagaimana kamu tahu bahwa aku di sini?" tanya pria itu kepada penyelamatnya.

"Kami melihat tanda asap yang Anda buat", jawab mereka.

Mudah sekali untuk menyerah ketika keadaan menjadi buruk. Tetapi kita tidak boleh goyah, karena Tuhan tetap bekerja didalam hidup kita. Sekalipun kita berada dalam kesakitan dan kesusahan. Ingatlah, ketika gubukmu terbakar, itu adalah "tanda asap" supaya pertolongan Tuhan datang untuk bekerja. Ketika ada kejadian negatif terjadi dalam hidup ini, kita harus berkata pada diri kita sendiri bahwa Tuhan pasti mempunyai jawaban yang positif untuk kejadian tersebut.

Di bawah ini adalah kebenarannya jika, cara akal manusia dibandingkan dengan pikiran Allah terhadap suatu masalah:

Ketika Anda berkata, “Itu tidak mungkin.”

Tuhan berkata: “Tidak ada hal yang mustahil bagiKu.” (Lukas 18:27)

Ketika Anda berkata, "Aku terlalu lelah."

Tuhan berkata, "Aku akan memberikan kelegaan padamu." (Matius 11:28)

Ketika Anda berkata, "Tidak ada seorangpun yang mencintai aku."

Tuhan berkata, "Aku mengasihimu." (Yohanes 3:16 ; Yohanes 13:34)

Ketika Anda berkata, "Aku tidak sanggup lagi."

Tuhan berkata, "Kasih karuniaKu cukup." (2 Korintus 12:9 ; Mazmur 91:15)

Ketika Anda berkata, "Aku tidak mengerti sama sekali."

Tuhan berkata, "Aku akan menuntun langkah-langkahmu. (Amsal 3:5-6)

Ketika Anda berkata, "Aku tidak bisa mengatasi."

Tuhan berkata, "Aku akan menyediakan kebutuhanmu. (Filipi 4:19)
Ketika Anda berkata, "Aku takut."

Tuhan berkata, “Aku tidak memberikan padamu roh ketakutan.” (2 Timotius 1:7)

Ketika Anda berkata, "Aku selalu kuatir dan frustasi."

Tuhan berkata, “Serahkanlah segala kekuatiranmu kepadaku. (1 Petrus 5:7)

Ketika Anda berkata, "Aku tidak mempunyai iman yang kuat."

Tuhan berkata, “Aku memberi setiap orang iman menurut ukurannya. (Roma 12:3)

Ketika Anda berkata, "Aku tidak pandai."

Tuhan berkata, "Aku memberikan padamu hikmat." (1 Korintus 1:30)

Ketika Anda berkata, "Aku merasa sendirian."

Tuhan berkata, ”Aku tidak akan pernah meninggalkanmu.” (Ibrani 13:5)

Setelah kita mengetahui betapa jauhnya perbedaan cara pandang antara akal manusia dan pikiran Allah, apakah kita masih mau mempertahankan akal kita? Apakah Anda tidak ingin beralih pada cara pandang Allah terhadap setiap masalah yang akan kita hadapi di dunia ini?

READ MORE - Cara Pandang Allah Dalam Setiap Permasalahan Kita


No Retreat !!

| 27 Oktober 2010 |

Bilangan 14:6-9 Tetapi Yosua bin Nun dan Kaleb bin Yefune, yang termasuk orang-orang yang telah mengintai negeri itu, mengoyakkan pakaiannya, dan berkata kepada segenap umat Israel: “Negeri yang kami lalui untuk diintai itu adalah luar biasa baiknya. Jika TUHAN berkenan kepada kita, maka Ia akan membawa kita masuk ke negeri itu dan akan memberikannya kepada kita, suatu negeri yang berlimpah-limpah susu dan madunya. Hanya, janganlah memberontak kepada TUHAN, dan janganlah takut kepada bangsa negeri itu, sebab mereka akan kita telan habis, yang melindungi mereka sudah meninggalkan mereka, sedang TUHAN menyertai kita; janganlah takut kepada mereka.”

Julius Caesar merupakan salah satu pemimpin dunia yang dikagumi oleh masyarakat Internaisonal. Namanya bersinar dan dikenang orang sampai sekarang ini. Masyarakat Internasional mengenang dia karena dalam hidupnya dia pernah mencapai kejayaan. Kejayaan yang dia raih bukan karena warisan, tetapi karena sebuah perjuangan.

Julius Caesar dengan pasukan yang dia pimpin telah berjuang habis-habisan setiap kali menghadapi peperangan. Baginya, kunci kemenangan adalah no retreat! Pantang mundur! Catatan sejarah menceritakan bahwa ketika Julius Caesar hendak menaklukan Inggris, dia mulai belayar dari pantai di Perancis ke daratan Inggris. Setibanya di Inggris , Julius Caesar membakar semua kapal yang membawa mereka sampai disitu.

Keputusan ini terkesan “gila”, tetapi ini adalah satu-satunya cara supaya pasukannya tidak mundur dari medan peperangan. Bagi Julius Caesar, membakar kapal merupakan isyarat yang harus diketahui pasukannya untuk memenangkan peperangan, karena tidak ada pilihan lain. Jalan alternatif mundur sudah dimusnahkan, kapal-kapal sudah habis dibakar, kalah berarti mati. Karena itu untuk dapat bertahan hidup, perang harus dimenangkan.No retreat! Tidak ada kata mundur! Jika perang telah dimulai, tak ada cara lain untuk menang selain maju terus pantang mundur. Itulah yang mengharumkan nama Julius Caesar sampai sekarang.

Jauh hari sebelum Julius Caesar memakai prinsip pantang mundur, dua orang tokoh Alkitab yang bernama Yosua bin Nun dan Kaleb bin Yefune telah melakukan hal itu. Mereka merupakan dua diantara dua belas orang yang mengintai tanah perjanjiann. Sepuluh orang lainnya adalah pecundang, tetapi Yosua dan Kaleb adalah pemenang. Dalam Bilangan 14:9b mereka berkata,”Janganlah takut kepada bangsa negeri itu, sebab mereka akan kita telan habis.” Dalam memotivasi bangsa Israel untuk maju terus, Yosua dan Kaleb juga mendasarkan keyakinan mereka pada pertolongan Allah.

Disinilah perbedaannya dengan pemimpin-pemimpin dunia, termasuk Julius Caesar. Teladan lain dalam Alkitab dan bahkan yang paling sempurna menunjukkan prinsip no retreat adalah Tuhan Yesus. Untuk menggapai kemenangan dan keselamatan manusia, Tuhan Yesus maju terus menghadapi kebengisan tentara Romawi, fitnah para tokoh agama bahkan ngerinya Via Dolorosa dan kayu salib. Apa yang dilakukan oleh Yosua dan Kaleb, dan terutama oleh Tuhan Yesus harus diteladani oleh orang Kristen.

Dengan mengikuti teladan itu kita akan menjadi pemenang dan bukan pecundang. Jika anda mau berhasil dalam hidup ini, maju terus berdasarkan kebenaran Firman Allah. Hadapi segala tantangan yang ada dengan keyakinan penuh akan pertolongan Tuhan. Jangan kalah sebelum berperang. No retreat!

READ MORE - No Retreat !!


Rendah Hati

| 26 Oktober 2010 |

Tahukah saudara, bahwa Bunda Theresa adalah orang yang tidak memiliki apa-apa. Hampir semua kekayaan yang dia miliki dia pergunakan untuk membantu orang lain.

Tetapi sesungguhnya, Bunda Theresa adalah orang yang sangat kaya. Bagaimana tidak, ketika dia ingin berangkat ke satu Negara atau satu tempat, tanpa pusing-pusing pesawat jet pribadi sudah ada yang menyiapkan. Sampai di satu Negara, berebut orang yang ingin menjemputnya dengan mobil terbaiknya. Ketika dia berkata, bahwa dia ingin membantu orang di tempat mana yang sedang kesulitan, seketika itu juga terkumpul dana dalam jumlah yang sangat besar. Bunda Theresa tidak perlu miliki mobil dan rumah mewah, tetapi hampir semua pemimpin Negara mendengarkan apa yang dia ucapkan. Bahkan, tidak segan Bunda Theresa menegur pemimpin Negara yang menurut beliau sudah tidak mengindahkan etika dan moral.

Bunda Theresa merasa tidak perlu untuk memiliki harta yang justru akan membuatnya tidak bebas. Alangkah senangnya memiliki hidup seperti itu. Bunda Theresa memiliki kekayaan yang belum tentu dimiliki oleh orang lain, oleh orang-orang kaya, yaitu memiliki kekayaan hati yang luar biasa. Rendah hati, peduli dengan sesama, tidak memandang rendah orang lain, adalah harta tak ternilai bagi seorang Bunda Theresa. Bunda Theresa tahu, bahwa pada saat Tuhan memanggilnya nanti, kekayaan tidak akan ikut dibawa mati. Tuhan Yesus menginginkan kita sebagai manusia untuk memiliki sikap rendah hati meneladani diriNya. Filipi 2:8 menuliskan “Dan dalam keadaan sebagai manusia, Ia telah merendahkan diriNya dan taat sampai mati bahkan sampai mati dikayu salib…” dan kita lihat apa yang dikerjakan Allah pada manusia (Yesus) dalam ayat 9 dikatakan, “Itulah sebabnya Allah sangat meninggikan Dia dan mengaruniakan kepadaNya Nama diatas segala nama supaya dalam Yesus bertekuk lutut segala yang ada dilangit dan yang ada diatas bumi dan yang ada dibawah bumi dan segala lidah mengaku, “Yesus Kristus adalah Tuhan bagi kemuliaan Allah Bapa”

Bayangkan dengan hanya merendahkan diri saja dan bukan karena kehebatannNya sebagai Allah/ Tuhan, Ia amat sangat membenci manusia-manusia yang meninggikan diri/ congkak (Yak 4:6b). Rendahkanlah dirimu dihadapan Tuhan, dan Ia akan meninggikan kamu. Jadi jelas disini dapat kita lihat, bahwa bukan orang yang merasa dirinya hebat karena memang ia melakukan hal-hal yang hebat yang ditinggikan Allah, tapi justru orang yang merendahkan dirilah yang berkenan dihadapan Allah.”

Jadi intinya bila kita hidup merendahkan diri di hadapanNya, Allah bukannya diam saja tapi justru peninggian itu didapat dari Allah yang Maha Tinggi. Betapa bahagianya bagi kita umat Allah, Ia memberi kemudahan pada kita, yaitu dengan merendahkan diri saja dan kita mendapat penghormatan yang mulia dari padaNya. Amin!

READ MORE - Rendah Hati


Keluar Sumur dengan Kemenangan

| 25 Oktober 2010 |

Perjalanan hidup Yusuf adalah cermin dari pejalanan hidup kita untuk mencapai akhir yang sukses seperti yang Tuhan inginkan. Perjalanan Yususf terdiri dari dua jalur: Jalur penderitaan dan jalur kelimpahan. Yusuf harus masuk lebih dulu pada jalur penderitaan sebelum ia berada pada jalur kelimpahan. Penderitaan Yusuf mungkin menggambarkan pengalaman anda sekarang anda mungkin sedang diperlakukan secara tidak adil oleh orang-orang terdekat anda. Anda disakiti, dibuang, ditolak, mada depan anda dicuri. Anda mungkin masuk ke dalam sumur tersinggung (pit of offence) atau sumur kegagalan (pit of failure). Di dalam sumur manapun, anda harus belajar memberikan respon yang tepat untuk bisa mencapai penggenapan janji-janji Tuhan yang luar biasa. Kita belajar enam hal dari Yusuf yang membuatnya keluar dari sumur dengan kemenangan.

T. Tidak menoleransi Kondisi Sumur

Jangan pernah menoleransi kondisi surmur dimana anda sedang berada. Kalau kita menoleransi, artinya kita menerimanya dan memaklumkannya sebagai sesuatu yang wajar. Ketika anda tidak mentoleransi kondisi anda disumur, anda menciptakan masa depan yang baru

2. Kenali Serangan Setan Yang Mau Membatalkan Promosi dari Tuhan

Serangan setan selalu datang pada setiap orang yang akan dipromosi oleh Tuhan. Anda memiliki potensi dan setan mau mematikannya. Tetapi ingat, tidak ada mahkota tanpa salib, tidak ada kemenangan tanpa pertentangan.

3. Fokus Pada Janji Tuhan Dan Bukan Pada Apa Yang Sudah/ Sedang Terjadi

Pecundang berfokus pada apa yang dia telah/ sedang alami tetapi pemenang berfokus pada masa depan, pada kemana dia akan pergi. Jika anda ingin keluar dari sumur, fokuslah pada kemana Tuhan mau anda berada, bukan pada apa yang anda sedang alami.

4. Tolak Reaksi Kepahitan

Sewaktu anda berada dilubang sumur, bagaimana reaksi anda terhadap orang yang melempar anda ke sumur? Reaksi anda menentukan bagaimana perlakuan Tuhan terhadap anda. Lukas 6:31 berkata, “Dan sebagaimana kamu kehendaki supaya orang perbuat kepadamu perbuatlah juga demikian kepada mereka”. Akan tiba harinya, anda akan menuai apa yang anda tabur. Jika anda ingin Tuhan menolong anda pada waktu anda sedang dalam masalah, anda lebih baik menolong orang lain yang sedang dalam masalah terlebih dulu.

5. Ketahui Bahwa Orang Yang Menyebabkan Anda Menderita Tidak Mengontrol Masa Depan Anda

Orang yang menyebabkan anda menderita saat ini, tidak bisa mengontrol kenikmatanmu di masa depan. Yusuf disakiti, dikhianati dan dijual oleh kakak-kakaknya, tapi mereka tidak bisa mengontrol kebahagiaan Yusuf dimasa depannya. Yusuf tetap menjadi penguasa seluruh tanah Mesir. Yesaya 60:14, “Anak-anak orang-orang yang menindas engkau akan datang kepadamu dan tunduk, dan semua orang yang menista engkau akan sujud menyembah telapak kakimu; mereka akan menyebutkan engkau “Kota Tuhan”, “Sion milik Yang Mahakudus, Allah Israel.”

6. Menangkan Peperangan Dengan Iman dan Firman

Jika anda masuk ke sumur, ingat bahwa anda tidak bisa memenangkan peperangan rohani ini dengan logika. Anda hanya bisa memenangkannya dengan iman dan pengetahuan firman.

Perjalanan hidup Yusuf melalui lubang sumur adalah persiapan penbentukan karakternya untuk sesuatu yang besar yang sedang Tuhan kerjakan. Jika anda tekun, tabah, setia berjalan dengan Tuhan, dan maju terus selama anda berada di jalur penderitaan, anda akan melihat diri anda masuk di jalur kelimpahan dalam kehidupan anda.

READ MORE - Keluar Sumur dengan Kemenangan


Kasih dalam tindakan nyata

| 24 Oktober 2010 |

Suatu pagi yang sunyi, di suatu desa kecil di Korea, ada sebuah bangunan kayu mungil yang atapnya ditutupi oleh seng-seng. Itu adalah rumah yatim piatu di mana banyak anak tinggal akibat orang tua mereka meninggal dalam perang.

Tiba-tiba, kesunyian pagi itu dipecahkan oleh bunyi mortir yang jatuh di atas rumah yatim piatu itu. Atapnya hancur oleh ledakan, dan kepingan-kepingan seng mental ke seluruh ruangan sehingga membuat banyak anak yatim piatu terluka. Ada seorang gadis kecil yang terluka di bagian kaki oleh kepingan seng tersebut, dan kakinya hampir putus. Ia terbaring di atas puing-puing ketika ditemukan, P3K segera dilakukan dan seseorang dikirim dengan segera ke rumah sakit terdekat untuk meminta pertolongan.

Ketika para dokter dan perawat tiba, mereka mulai memeriksa anak-anak yang terluka. Ketika dokter melihat gadis kecil itu, ia menyadari bahwa pertolongan yang paling dibutuhkan oleh gadis itu secepatnya adalah darah. Ia segera melihat arsip yatim piatu untuk mengetahui apakah ada orang yang memiliki golongan darah yang sama.

Perawat yang bisa berbicara bahasa Korea mulai memanggil nama-nama anak yang memiliki golongan darah yang sama dengan gadis kecil itu. Kemudian beberapa menit kemudian, setelah terkumpul anak-anak yang memiliki golongan darah yang sama, dokter berbicara kepada kelompok anak-anak itu dan perawat menerjemahkan, “Apakah ada di antara kalian yang bersedia memberikan darahnya utk gadis kecil ini?" Anak-anak tersebut tampak ketakutan, tetapi tidak ada yang berbicara. Sekali lagi dokter itu memohon, "Tolong, apakah ada di antara kalian yang bersedia memberikan darahnya untuk teman kalian? Karena jika tidak ia akan meninggal!"

Akhirnya, ada seorang bocah laki-laki di belakang mengangkat tangannya dan perawat membaringkannya di ranjang untuk mempersiapkan proses transfusi darah.Ketika perawat mengangkat lengan bocah untuk membersihkannya, bocah itu mulai gelisah.

"Tenang saja," kata perawat itu, "Tidak akan sakit kok."

Lalu dokter mulai memasukan jarum, ia mulai menangis.

"Apakah sakit?" tanya dokter itu.

Tetapi bocah itu malah menangis lebih kencang. "Aku telah menyakiti bocah ini!" kata dokter itu dalam hati dan mencoba untuk meringankan sakit bocah itu dengan menenangkannya, tetapi tidak ada gunanya. Setelah beberapa lama, proses transfusi telah selesai dan dokter itu minta perawat untuk bertanya kepada bocah itu.

"Apakah sakit?"

Bocah itu menjawab, "Tidak, tidak sakit."

"Lalu kenapa kamu menangis?" tanya dokter itu.

"Karena aku sangat takut untuk meninggal" jawab bocah itu.

Dokter itu tercengang.

"Kenapa kamu berpikir bahwa kamu akan meninggal?"

Dengan air mata di pipinya, bocah itu menjawab, "Karena aku kira untuk menyelamatkan gadis itu aku harus menyerahkan seluruh darahku…"

Dokter itu tidak bisa berkata apa-apa, kemudian ia bertanya, "Lalu jika kamu pikir kamu akan meninggal, kenapa kamu bersedia untuk memberikan darahmu?"Sambil terisak ia berkata, "Karena dia adalah temanku, dan aku mengasihinya...”

Anak ini tahu bahwa karena kasihnya ia harus berkorban, namun ia tetap rela mati demi menyelamatkan seorang temannya. Mari kita teladani kasih yang tulus seperti kisah anak kecil diatas. Wujudkan kepedulian kita pada sesama dalam tindakan nyata, sekalipun untuk itu menuntut pengorbanan dari hidup kita.

READ MORE - Kasih dalam tindakan nyata


Arti Sebuah Kesempurnaan

| 23 Oktober 2010 |

Seorang lelaki yang sangat tampan dan sempurna merasa, bahwa Tuhan pasti menciptakan seorang perempuan yang sangat cantik dan sempurna pula untuk jodohnya. Karena itu ia pergi berkeliling untuk mencari jodohnya.

Kemudian sampailah ia di sebuah desa. Ia bertemu dengan seorang petani yang memiliki anak perempuan dan semuanya sangat cantik. Lelaki tersebut menemui bapak petani dan mengatakan bahwa ia ngin mengawini salah satu anaknya tapi bingung, mana yang paling sempurna. Sang Petani mengajurkan untuk mengencani meraka satu persatu dan si Lelaki setuju.

Hari pertama ia pergi berduaan dengan anak pertama. Ketika pulang, ia berkata kepada bapak Petani, “Anak pertama bapak memiliki satu cacat kecil, yatu jempol kaki kirinya lebih kecil dari jempol kanan.“ Hari berikutnya ia pergi dengan anak yang kedua dan ketika pulang dia berkata, “Anak kedua bapak juga punya cacat yang sebenarnya sangat kecil, yaitu agak juling. Akhirnya, pergilah ia dengan anak yang ketiga. Begitu pulang ia dengan gembira mendatangi Petani dan berkata, “Inilah yang saya cari-cari. Ia benar-benar sempurna.”

Lalu menikahlah si Lelaki dengan anak ketiga dari Petani tersebut. Sembilan bulan kemudian si Istri melahirkan, dengan penuh kebahagiaan, si Lelaki menyaksikan kelahiran anak pertamanya. Ketika si anak lahir, ia begitu kaget dan kecewa karena anaknya sangatlah jelek. Ia menemui bapak Petani dan bertanya “Kenapa bisa terjadi seperti ini Pak? Anak bapak cantik dan saya tampan, kenapa anak saya bisa sejelek itu..?” Petani menjawab, “Ia mempunyai satu cacat kecil yang tidak kelihatan. Waktu itu ia sudah hamil duluan…” Kadangkala saat kita mencari kesempurnaan, yang kita dapat kemudian kekecewaan. Tetapi kala kita siap dengan kekurangan, maka segala sesuatunya akan terasa istimewa.


READ MORE - Arti Sebuah Kesempurnaan


PERJUANGAN UNTUK SEBUAH ALKITAB

| 21 Oktober 2010 |


Pernahkah anda membayangkan kalau Alkitab yang tersedia dalam bahasa aslinya adalah bahasa Ibrani (Hebrew). Kira-kira bacaannya seperti ini …

b.rashith bra aleim ath e.shmim u.ath e.artz u.e.artz either theu u.beu u.chshk ol-phni theum u.ruch aleim mrchphth ol-phni e.mim

Wah pasti kita ‘keleyengan’ deh.. Padahal kalau diterjemahkan, dengan gampang kita akan mengerti arti ayat diatas yang diambil dari Kejadian 1:1-2. Bayangkan.. Baca Perjanjian Lama dalam bahasa ibu kita aja, seringkali bingung, apalagi kalau harus baca text aslinya? Untuk ayat diatas, paling nggak harus 18 kali buka kamus Hebrew (Ibrani). Sama juga kasusnya dengan 27 Bab yang ada di Perjanjian Baru. Pejanjian Baru yang seringkali menjadi preferensi untuk pertama kali dibaca bagi yang ingin mendalami Alkitab (karena mungkin lebih mudah dicerna) tidak lagi menjadi kitab favorit. Kenapa? Puyeeengggg… Karena kalau harus baca dalam bahasa asli, berarti teman-teman harus fasih bahasa Yunani (Greek). Contoh ni.. Coba baca deh…

houtOs gar EgapEsen ho theos ton kosmon hOste ton huion autou ton monogenE edOken hina pas ho pisteuOn eis auton Me apolEtai all echE zOEn aiOnion

Apaan tuh? Kok kayak rumus Fisika? Padahal itu kutipan bacaan ayat emas kita Yohanes 3:16. Untuk bisa mengerti ayat favorit kita ini, harus 24 kali buka kamus Greek (Yunani). Itu baru 1 ayat. Gimana kalau harus baca 27 Bab? OMG (Oh May God). Menyerah deh.. Jadi, kita adalah orang-orang yang beruntung, karena bisa dengan mudah membaca Alkitab dengan bahasa yang kita mengerti. Ingin mendalaminya lebih lagi dan mengerti bahasa aslinya? No problem! Karena ada banyak Dictionari (kamus) atau Concordance yang akan menolong kita. Kalau begitu, berarti kita harus berterima kasih kepada penerjemah Alkitab. Ada peribahasa yang mengatakan. “BANGSA YANG BESAR ADALAH BANGSA YANG MENGHARGAI PAHLAWANNYA”. Lewat artikel kali ini, saya ingin mengajak anda mengenal orang-orang yang berjasa menterjemahkan Alkitab, pada masa-masa yang tidak mudah.

Alkitab dianggap perlu diterjemahkan karena perubahan bahasa sehari-hari yang digunakan kalangan Yahudi pada masa itu. Terjemahan Alkitab dari bahasa Ibrani pertama kali dilakukan pada masa 200 tahun BC (sebelum Kristus lahir). Karena pada masa itu Kerajaan Yunani yang berkuasa, dan bahasa sehari-hari adalah bahasa Yunani, maka semakin banyak orang Yahudi yang tidak bisa lagi berbahasa Ibrani. Sehingga Alkibab Perjanjian Lama (PL) pun diterjemahkan ke dalam bahasa Yunani. Ketika Kerajaan Romawi ganti berkuasa, maka sebagian masyarakat pada masa itu menggunakan bahasa Latin, dan sebagian lagi bahasa Yunani. Alkitab pun diterjemahkan ke dalam bahasa Latin, pada tahun 404 AD, oleh Jerome, seorang terpelajar yang menguasai bahasa Ibrani dan Yunani.

Hasil terjemahannya (Perjanjian Lama dan Perjanjian Baru) disebut dengan Alkitab Latin Vulgate, yang kemudian dijadikan Alkitab resmi oleh Gereja Roma Katolik selama 1000 tahun. WE PAID THE BIBLE FOR THOUSANDS RUPIAH (only), BUT THEY PAI THE BIBLE WITH THEIR LIVES. (Kita mendapatkan sebuah Alkitab hanya dengan sekian puluh ribu rupiah, tetapi mereka mendapatkannya dengan nyawanya).

JOHN WYCLIFFE

John Wycliffe yang dikenal dengan sebutan “the morning star of the Reformation”, adalah orang pertama menterjemahkan Alkitab di dalam bahasa Inggris (dari Alkitab Latin Vulgate) dan memproduksinya di tahun 1382. Ia melakukannya 1 abad sebelum reformasi Martin Luther di Jerman. Pada saat itu, pengajaran gereja sudah sangat jauh bergeser dari pengajaran Alkitab yang sebenarnya, dan John Wycliffe, seorang professor Oxford sekaligus theologian sangan menentang hal itu. Wycliffe percaya bahwa Alkitab dalah Roti Kehidupan dan sumber keselamatan orang percaya. Sehingga ia rindu semua orang Kristen awam dapat membacanya dengan bahasa yang mereka mengerti. Dengan bantuan beberapa orang sahabatnya yang ingin “Back To The Bible”, Wycliffe memproduksi Alkitab berbahasa Inggris edisi Perjanjian Baru (PB). Dan karena pada masa itu belum ditemukan mesin printing, maka semua lembar Alkitab itu ditulis tangan!!. Bayangkan.. Untuk menulis tangan sebuah Alkitab Perjanjian Baru dibutuhkan waktu sebulan. Akibatnya tentu saja harga sebuah Alkitab menjadi sangat mahal. Saat itu, banyak orang yang haus membaca Firman Tuhan, tetapi karena harganya yang sangat mahal sangat sedikit yang mampu membelinya. Sehingga ada yang rela membayar cukup mahal agar bisa membaca Alkitab “selama 1 atau 2 jam” karena tidak mampu membeli 1 buku utuh. Bayangkan rela membayar untuk bisa meminjam Alkitab dengan waktu baca hanya 1 atau 2 jam saja. Begitu haus.

Bandingkan dengan Alkitab kita di masa kini yang sangat gampang diperoleh, dan mungkin kita punya beberapa edisi di rumah (ada yang covernya LV, ELLE, leather, Rainbow Edition), tapi tergeletak disudut rak, dan jarang disentuh. Atau hanya membawanya seminggu sekali saat akan ke gereja. Kalau orang percaya yang hidup di abad ke 13 melihat kondisi ini mungkin mereka akan menangis, karena di abad lalu mereka begitu haus membacanya, tapi tidak bisa memilikinya. Pemimpin gereja saat itu sangat tidak senang dengan pengajaran Wycliffe dan penterjemahan yang dilakukannya, sehingga 30 tahun setelah Wycliffe meninggal dikeluarkan larangan menbaca Alkitab edisi bahasa Inggris. Yang ketahuan melanggar, akan disita harta bendanya, bahkan bisa kehilangan nyawa. Tak cukup sampai disitu, 44 tahun setelah Wycliffe meninggal, pemimpin Gereja saat itu memerintahkan kuburan Wycliffe digali, kemudian tulang belulangnya dibakar dan abunya ditebarkan di sungai. Mereka memperlakuan Wycliffe bak seorang yang terkutuk.

JOHN HUS

John Hus, seorang reformator agama dari Ceko, mengikuti jejak Wycliffe. Ia sangat menentang larangan dari Pemimpin Gereja yang mengancam akan mengeksekusi semua orang yang memiliki Alkitab di luar bahasa Latin. Dengan semangat John Hus mempromosikan apa yang sudah Wycliffe lakukan, yaitu agar pengajaran gereja kembali Back to The Bible dan agar semua orang diperbolehkan memiliki Alkitab dalam bahasa yang mereka mengerti. Tahun 1415, John Hus dihukum mati dengan cara dibakar hidup-hidup. Dan lembar-lembar kertas Alkitab yang diterjemahkan Wycliffe digunakan untuk mengobarkan api yang merenggut nyawanya. Apa kalimat terakhir John Hus? “in 100 years, God will raise up a man whose calls for reform cannot be suppreseed.” (dalam 100 tahun, Allah akan membangkitkan seseorang yang terpanggil untuk reformasi dan tidak ada yang bisa menahannya).

Dan Tuhan menggenapi nubuatan John Hus, dengan membangkitkan Martin Luther, seorang tokoh Reformasi Gereja dari Jerman, pada tahun 1517. Pada tahun 1517 itu juga, Foxe’s Book of Martyrs mencatat di Inggris ada 7 orang dibakar karena mengajarkan anak-anak mereka mengucapkan doa Bapa Kami dalam bahasa Inggris dan bukan bahasa Latin. Tapi reformasi tidak bisa dibendung lagi. Ada banyak lagi orang-orang yang luar biasa yang rela membayar harga dengan nyawa mereka sendiri, hanya agar Alkitab bisa dibaca dengan dimengerti banyak orang. William Tyndale, John Rogers, Thomas Cranmer, (ketiga-tiganya juga dihukum bakar).

Law of Scarcity (hukum kelangkaan) menyatakan “apabila sesuatu yang kita inginkan tersedia dalam suplai yang terbatas maka value dari benda yang kita inginkan itu akan meningkat’. Hal ini akan berdampak kepada meningkatnya jumlah orang-orang yang menginginkan sesuatu yang langka tersebut. Saya jadi teringat film “Book Of Eli”. Dalam film tersebut diceritakan bagimana seorang penguasa sebuah kota yang sangat kejam, rela menukarkan apapun yang dimilikinya demi sebuah buku yang dibawa oleh Eli (diperankan oleh Denzel Washington). Eli berjuang melindungi buku itu dengan nyawanya. Dan diakhir cerita baru saya tahu ternyata buku itu adalah sebuah Alkitab. Langka, hanya ada 1 dimuka bumi, maka dicari-cari sampai kemanapun. Walaupun akhirnya Alkitab itu bisa direbut sang penguasa, tapi ia hanya bisa tertunduk lunglai karena ternyata tulisan didalamnya menggunakan huruf Braille (untuk tuna netra, dan tak seorangpun dikota itu yang bisa membacanya). Betapa pentingnya Alkitab mengunakan edisi bahasa dan huruf yang kita mengerti. Saya merenungkan, kenapa ya dulu ornang-orang begitu haus membaca Firman Tuhan? Sementara dimasa kini, dimana Alkitab dengan mudah dapat diperoleh, kehausan unuk membacanya tidak seperti dulu lagi. Saya percaya bukan karena langka maka mereka haus, tapi karena rindu hidup dalam kebenaran Firman Tuhan.

Tuhan berkata “Langit dan bumi akan berlalu, tetapi perkataanKu tidak akan berlalu.” (Matius 24:35). Oleh karena itu, membaca Alkitab adalah hal yang penting untuk dilakukan. Segala sesuatu akan binasa, tapi Firman Tuhan kekal selamanya. Langka atau tidak langka, biarlah kita selalu punya kehausan untuk membaca dan hidup didalamnya. Teks Alkitab berbahasa Indonesia sudah ada sejak tahun 1612. Menurut Lembaga Alkitab Indonesia (LAI), waktu yang dibutuhkan untuk menterjemahkan Alkitab Perjanjian Lama adalah sekitar 5-6 tahun, sedangkan Perjanjian Baru 4-5 tahun. Berarti total waktu yang dibutuhkan untuk menterjemahkan sebuah Alkitab mencapai 10-11 tahun. Bukan waktu yang singkat. Belum lagi harga yang harus dibayar oleh para hamba-hamba Tuhan yang menterjemahkan, rela meninggalkan kehidupan yang nyaman demi Alkitab tersebut bisa ada ditangan kita dengan bahasa yang kita mengerti. Jangan biarkan pengorbanan mereka sia-sia. Dulu, orang rela membayar dengan harga yang sangat mahal hanya demi bisa membaca Alkitab 1 atau 2 jam saja. Bagaimana dengan kita sekarang? Bahkan keadaan sudah begitu modern sehingga Alkitab pun sudah manunggal dengan handphone yang kita miliki, bisa dibaca kapan saja, dimana saja. Jangan biarkan kehausan itu sirna. Apakah kita bersyukur atas Alkitab ditangan kita? Dan untuk harga yang telah mereka bayar sehingga kita dapat memilikinya?


READ MORE - PERJUANGAN UNTUK SEBUAH ALKITAB


Orang Yang Paling Saya Benci se-Dunia

| 18 Oktober 2010 |



Pada saat kuliah, saya tinggal dirumah seorang perwira polisi. Dia adalah orang yang keras dan kasar; bukan tipe orang yang menyenangkan. Anda pasti akan memilih mejauh darinya daripada berada didekatnya.

Setelah bertahun-tahun kemudian, kami bertemu lagi. Kali ini dia adalah orang yang benar-benar berbeda. Ia menjadi begitu baik dan ramah, orang yang sangat menyenangkan. Saya bertanya padanya, apa yang membuat ia berubah begitu drastis dan luar biasa seperti ini? Ia berkata telah mengalami perjumpaan dengan Yesus.

Hidupnya sungguh berubah drastis, bukan saja dalam karakter, tapi juga kariernya dalam kepolisian. Selama ini pangkatnya tertingginya hanya sersan. Namun setelah menerima Yesus, kariernya melesat dalam waktu singkat, pangkatnya menjadi Inspektur Kepala. Yang mana hal itu adalah hal yang sangat sulit di Negara yang mayoritas masyarakatnya non-Kristen.

Namun perubahan itu tidak lantas membuat saya menjadi senang bergaul dengannya. Sebaliknya, saya semakin menjauhinya. Karena ada dua macam orang yang paling saya benci didunia ini, yang pertama adalah agen asuransi dan kedua adalah seorang Kristen yang sejati. Mengapa? Karena mereka adalah orang yang pantang menyerah dalam mengganggu ketenangan hidup orang lain. Demikianlah pandangan saya tentang orang Kristen saat itu.

Dan benar juga, ia tidak pernah menyerah, perwira polisi itu terus datang pada saya, tapi saya tidak menghiraukan atau menggubrisnya. Ia bahkan berdoa agar kami dapat memiliki anak lagi, dan benar juga doanya, istri saya hamil kembali. Saat kehamilannya memasuki usia 6 bulan, ada sebuah masalah terjadi dan dokter berkata kami harus merelakan anak itu. Bila tidak, nyawa ibunya yang dipertaruhkan. Istri saya kemudian berseru kepada Yesus untuk menolongnya. Dirumah sakit itu Yesus datang dan menjumpainya dan istri saya pun menerima Yesus dalam hidupnya.

Yang terjadi kemudian anak saya yang terakhir dapat lahir dengan selamat dan sehat. Istri saya mengalami perjumpaan dengan Yesus pada tahun 1989. Setiap akhir pekan, dia membawa dua anak perempuan saya ke gereja untuk beribadah. Sebagai seorang usahawan, saya tidak pernah masuk ke gereja, saya hanya mengantar mereka sampai depan gereja dan kemudian meneruskan kesibukan saya. Sejak dia hidup dalam Yesus, saya melihat istri saya begitu berubah. Ia menjadi penuh kebaikan dan kasih, ia bahkan mengasihi saya lebih lagi.

Saat itu usaha kami bertumbuh menjadi lebih besar dan lebih besar lagi, sehingga permasalahan yang datang juga lebih besar dan rumit. Hal itu membuat saya tidak bisa tidur tiap malam, karena begitu banyak persoalan yang harus saya pikirkan. Tapi saya melihat istri saya tidur dengan tenang dan damai, padahal dia adalah partner usaha saya, dia yang memegang keuangan dalam perusahaan kami. Bukankah kita menghadapi permasalahan dan pemikiran yang sama mengenai perusahaan, tapi mengapa ia bisa tidur setenang itu. Saya betanya padanya, “Mengapa engkau bisa setenang dan sedamai itu? Ia menjawab, “Terimalah Yesus dalam hatimu, maka akan ada damai di hatimu. “Namun hal itu tidak membuat saya berubah. Entah mengapa saya menjadi membencinya, padahal tidak ada yang salah pada dirinya. Mungkin kemarahan saya berdasarkan kecemburuan yang tidak saya sadari, kecemburuan akan ketenangan, kedamaian, sukacita dan kasih yang dimilikinya, sementara saya tidak memilikinya.

Setiap hari saya berubah menjadi kasar padanya. Setiap dia akan pergi ke gereja, saya mengintimidasinya, mencari-cari keributan, dan mengancam untuk menceraikannya bila ia tetap seperti itu. Tapi ia bergeming, ia tetap tenang dalam menghadapi saya dan tetap mengasihi saya.

Tahun 1993, saya mendapatkan begitu banyak masalah yang tidak dapat saya selesaikan, masalah itu begitu menumpuk, membuat saya begitu galau. Saya butuh kedamaian, saya butuh pemecahan atas masalah-masalah saya. Jadi suatu hari saya menemani istri saya ke gereja untuk pertama kalinya. Dan disitulah saya menemukan apa yang saya cari-cari selama ini, kedamaian, ketenangan, sukacita dan kasih.

Saya pun luluh. Saat itu saya menerima Yesus Kristus sebagai Tuhan dalam hidup saya. Sejak itu hidup saya sungguh berubah drastis. Saya adalah sebuah ciptaan yang baru, Dia memberikan saya hidup yang baru. Tuhan mengubah cara pandang dan cara berpikir saya saat saya menekuni firmanNya setiap hari. Dan luar biasanya, setiap doa saya pasti dikabulkan atau dijawab oleh Tuhan.

Seperti saat-saat sulit dalam keuangan, dan hal-hal ketika saya butuh campur tangan Tuhan. Hal itu membuat saya semakin percaya kalau saya sedang menyembah Tuhan yang hidup, tidak ada keraguan terhadapNya. Hal itu berdampak dalam hidup saya sehari-hari. Saya menjadi memiliki kepercayaan diri yang tinggi dalam mengerjakan hal-hal yang sulit dan dihindari orang. Tapi Tuhan membuat saya teguh dan kuat menghadapi bagaimanapun tantangannya. Membuat saya hidup berkemenangan melewati saat sesulit apa pun.

Seperti contohnya belum lama ini saya mengalami kesulitan financial dengan berutang pada bank dalam jumlah yang sangat besar. Saya harus menjual property saya untuk bisa melunasi hutang tersebut. Tapi menjual property tidak semudah membalikkan tangan, sangat sulit menemukan pembeli dengan harga yang pas, semua pembeli menawar dengan harga yang sangat jauh dibawah normal, sehingga walaupun property terjual, nilainya tidak bisa untuk membayar utang pada bank. Untuk menanti pembeli yang tepat butuh waktu lama, sementara utang harus segera dibayarkan. Saya berdoa meminta petunjuk Tuhan untuk dapat melalui krisis ini. Dan Tuhan memberikan jawaban. Ia memberikan strategi yang rinci bagaimana saya bisa keluar dari krisis ini, bahkan Tuhan menunjukkan orang yang mau membeli property saya dengan harga yang pas. Sungguh luar biasa Tuhan itu! Didalam Yesus ada jaminan keselamatan, jaminan doa yang dijawab, dan jaminan damai sejahtera.
READ MORE - Orang Yang Paling Saya Benci se-Dunia


followers

Archive